Kerjasama vs. Kolaborasi: Mendefinisikan Perbedaan dalam Pengiriman Proyek

9

Istilah “kerja sama” dan “kolaborasi” sering digunakan secara bergantian, sehingga menyebabkan kesalahpahaman dalam lingkungan proyek. Meskipun keduanya menggambarkan kerja sama, keduanya mewakili pendekatan yang berbeda secara mendasar terhadap hubungan antar organisasi, yang memiliki implikasi signifikan terhadap keberhasilan proyek. Memahami perbedaan ini sangat penting untuk penyampaian proyek yang efektif, khususnya dalam metodologi Lean Construction.

Mendefinisikan Perbedaan Inti

Menurut penelitian Schöttle et al., kerjasama dicirikan oleh organisasi independen dengan struktur terpisah, yang berfokus pada pemaksimalan nilai individu melalui kontrol dan koordinasi. Para peserta mungkin tidak mempunyai visi atau misi yang sama, dan memperlakukan permasalahan sebagai permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan secara mandiri. Sebaliknya, kolaborasi melibatkan visi bersama dan organisasi proyek yang dikembangkan bersama, dibangun atas dasar kepercayaan dan transparansi. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan melalui pemecahan masalah bersama, tanggung jawab bersama, dan pengambilan risiko kolektif.

Karakteristik Utama: Analisis Komparatif

Schöttle dkk. mengidentifikasi sebelas karakteristik utama yang membedakan kerja sama, kolaborasi, dan otonomi. Temuan mereka menggambarkan bahwa kolaborasi menuntut tingkat integrasi, kepercayaan, dan transparansi yang tinggi – kualitas yang kurang menonjol dalam pengaturan kerja sama.

  • Kolaborasi: Tingkat kepercayaan, transparansi, dan integrasi yang tinggi sangat penting. Peserta memandang diri mereka sebagai bagian dari satu kesatuan.
  • Kerjasama: Risiko diminimalkan dan ditangani secara terpisah oleh masing-masing pihak. Pengambilan keputusan masih bersifat independen, sehingga pertukaran informasi menjadi berkurang.
  • Otonomi: Setiap organisasi beroperasi sepenuhnya secara independen, dengan sedikit interaksi atau tujuan bersama.

Pentingnya Intensitas Hubungan

Kolaborasi memerlukan hubungan yang jauh lebih intens antar peserta proyek. Organisasi yang sebelumnya terpisah harus berkomitmen pada struktur baru yang terpadu. Komitmen ini tidak sekedar bersifat informal tetapi formal, sebagaimana dijelaskan oleh Schrage. Sebaliknya, kerjasama mempertahankan pemisahan organisasi, dengan saling ketergantungan yang terbatas.

Implikasi terhadap Pengiriman Proyek

Pilihan antara kerja sama dan kolaborasi memiliki konsekuensi yang signifikan. Kolaborasi menumbuhkan kemauan untuk berkompromi dan pemahaman bersama tentang saling ketergantungan. Hal ini mengarah pada pemecahan masalah yang lebih efektif dan kemungkinan lebih tinggi untuk mencapai hasil yang optimal. Kerja sama, meskipun dapat dilakukan, tidak memiliki tingkat komitmen yang sama dan mungkin mengakibatkan berkurangnya transparansi dan rendahnya kemauan untuk berbagi risiko atau manfaat.

Spektrum Pendekatan

Daripada hanya memilih satu pilihan, kerja sama dan kolaborasi ada dalam sebuah kontinum. Proyek dapat mengadopsi tingkat pendekatan yang berbeda-beda, bergantung pada tujuannya, hubungan antar peserta, dan tingkat integrasi yang diinginkan. Diskusi di masa depan akan mengeksplorasi bagaimana konsep-konsep ini diterapkan pada metode penyampaian proyek yang berbeda dalam Lean Construction.

Memahami perbedaan antara kerja sama dan kolaborasi sangat penting untuk membangun tim proyek yang berkinerja tinggi dan mencapai kesuksesan yang berkelanjutan